Dinas Kesehatan Timor Tengah Selatan (TTS), NTT, telah mengirim sampel makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan massal ke Balai POM Kupang untuk diperiksa.
Wakil Bupati TTS, Johny Army Konay dalam keterangannya kepada CNN Indonesia, Sabtu (4/10) sore mengatakan Dinkes telah mengambil sampel makanan dari SPPG atau dapur umum.
"Sudah diambil (dari SPPG) sampel makanan dan juga air yang digunakan untuk memasak," kata Army dihubungi melalui telepon.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemeriksaan sampel makanan tersebut akan mengungkap penyebab terjadinya keracunan terhadap 331 orang penerima manfaat MBG yang terjadi di Kota SoE pada Jumat (3/10).
"Hasilnya nanti akan bisa tahu penyebab pastinya terjadinya keracunan massal tersebut," ucapnya.
Army mengatakan berdasarkan data yang diperoleh sampai Jumat (3/10) pukul 18.00, jumlah korban keracunan mencapai 331 orang, dan belum ada laporan penambahan korban.
Dia menjelaskan dengan adanya peristiwa tersebut maka pengawasan terhadap dapur umum/SPPG akan semakin diperketat. Pihaknya juga akan membentuk tim untuk melakukan pengawasan dari Dinas Kesehatan dan dinas terkait agar kasus serupa tidak terulang kembali.
"Yang jelas ini jadi bahan pelajaran untuk semua pihak, dan kami akan melakukan rapat koordinasi agar kasus serupa tidak lagi terjadi," ucapnya.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan TTS, dr. R. A. Karolina Tahun yang dihubungi terpisah menyampaikan sampel berupa makanan, air dan food tray sudah dikirim ke BPOM untuk proses pemeriksaan laboratorium di BPOM Kupang.
"Iya sudah, tadi malam sudah diambil dan dikirim ke Badan POM," ucapnya.
Sebelumnya kasus keracunan diduga kuat akibat menyantap MBG yang terjadi di Kota SoE, TTS pada Jumat mengakibatkan 331 orang terdampak, berasal dari 12 lokasi yang mendapat jatah MBG yang disediakan oleh SPPG Kota SoE 1 yakni empat Sekolah Dasar (SD), dua taman kanak-kanak (TK), satu PAUD, satu SMA dan empat posyandu.
Korban keracunan mengalami gejala mual, muntah, sesak napas, perut melilit dan ada yang diare. Mereka pun menjalani perawatan medis di empat posko kejadian luar biasa (KLB) diantaranya adalah Posko RSUD SoE, Posko Polres TTS, Posko SD GMIT SoE 2 dan Posko Puskesmas Kota Soe.
Posko RSUD sebelumnya merawat 154 orang, posko Polres TTS 15 orang, Posko SD GMIT SoE 2 merawat 152 orang dan Posko Puskesmas Kota SoE merawat 10 orang.
Para korban terdampak tersebut diduga alami keracunan dari MBG dari penyedia atau SPPG Kota Soe 1 yang berada dibawah Yayasan Peduli Timorana Mandiri.
SPPG tersebut dari data yang diperoleh melayani 3026 penerima manfaat di 12 lokasi tersebut.
Berikut lokasi dan jumlah penerima manfaat yang mengalami keracunan:
1. SD GMIT Soe 2 : 195 orang
2. SD Oenasi : 44 orang
3. SD Inpres Soe : 33 orang
4. SD Advent : 14 orang
5. Posyandu Kota Baru : 6 orang
6. Posyandu Bhayangkari: 3 orang
7. Pasyandu Nonohonis : 1 orang
8. Posyandu Maleset : 12 orang
9. SMA Karya : 1 orang
10. Paud Cendana : 1 orang
11. TK Et Labora : 1 orang
12. TK Oenasi : 20 orang.