Melawan tim-tim Timur Tengah, Arab Saudi dan Irak, dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026, Timnas Indonesia butuh kecerdikan dan soliditas lini tengah.
Tim-tim Asia Barat, sukanya bermain lewat sayap dan memanfaatkan bola-bola atas. Postur tubuh dan kekuatan fisik jadi sandaran utama mereka untuk melumat lawan.
Situasi begini sudah pasti jadi kajian Patrick Kluivert dan kawan-kawan. Para ahli dari Belanda ini niscaya tak akan melewatkan satu detail pun dari karakter lawan yang perlu diantisipasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasil analisis tersebut kiranya akan dipraktikkan saat melawan Taiwan. Sekali lagi, menang atas Taiwan sama sekali tidak penting, tetapi bagaimana cara menangnya yang krusial.
Sejauh ini, lini tengah Timnas Indonesia kian menjanjikan. Kehadiran Joey Pelupessy membuat jantung permainan Indonesia, bersama Thom Haye dan pemain lainnya semakin berisi dan bertenaga.
Selain Haye dan Joey, siapa gelandang lainnya yang bisa diandalkan di tengah? Ini sebagai antisipasi jika Haye dan Joey terkendala pada Oktober 2025 nanti. Belum ada nama yang kuat.
Memang ada banyak nama, seperti Nathan Tjoe-A-On, Ivar Jenner, Ricky Kambuaya, Marc Klok, atau Beckham Putra, yang bisa jadi pilihan, namun level mainnya agak berbeda.
Mungkin, hanya Nathan yang dikecualikan. Musim lalu Nathan mengalami musim yang sulit, tidak pernah dimainkan Swansea City dalam kompetisi.
Musim ini Nathan memutuskan hijrah dari klub kasta kedua Liga Inggris itu dengan pulang kampung ke Belanda. Kepercayaan dirinya mulai pulih dan sentuhannya semoga terkalibrasi.
Oleh sebab itu tak ada salahnya Nathan coba dikedepankan. Bagaimanapun, pemain 23 tahun ini punya karakter kuat seperti pemain Jepang, gigih; pantang menyerah; petarung.
Jalan menuju Piala Dunia 2026 sangat terjal. Kluivert tak bisa hanya mencoba mencuri hati. Yang dinanti dari pria 49 tahun ini cuma satu, bukti. Ini saatnya kalibrasi strategi.
(har)