Selain Kido, anda juga sempat bermasalah dengan Marcus Fernaldi Gideon?
Saya punya cara mendidik atlet, namun dia saat itu masih muda dan tidak menerima. Itulah proses yang harus dilewati Marcus. Setelah itu menurut saya, Marcus berubah drastis.
Proses memiliki banyak jalan dan cara. Bukan saya yang mengeluarkan dia, dia yang mengundurkan diri dengan situasi emosi karena saat itu ia masih muda dan tak berpikir panjang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akhirnya dia kembali ke sini. Marcus awal mula ngomong ke Chafidz [Yusuf]. Saya rapat resmi, ada Rexy Mainaky yang waktu itu jadi Kabid Binpres. Rexy tanya saya, "Gimana koh herry mau terima sinyo?"
 Herry IP memuji perubahan Marcus Fernaldi Gideon setelah kembali ke pelatnas Cipayung. (CNN Indonesia/ Putra Permata Tegar) |
Saya lalu berkata,"Saya tak ada masalah, namun harus pakai syarat, mengikuti peraturan yang ada di PBSI, jangan mengambil keputusan sendiri."
Saya berpikir, menurut saya sudah campur tangan Tuhan bisa bertemu Kevin karena Kevin sudah ada partner saat itu. Siapa yang bisa sangka? Saya sebagai pelatih saja tidak menyangka Kevin/Marcus bisa sampai begitu hebat seperti ini.
Saat itu Kevin berpasangan dengan Selvanus, menurut saya sudah lumayan namun belum pas karena keduanya pemain depan. Lalu Selvanus sakit dan akhirnya Kevin berpasangan dengan Marcus. Mereka langsung klop saja, seperti sudah diatur. Sudah memang jalannya.
Seberapa yakin anda bahwa Kevin/Marcus bakal jadi ganda top?Di 2015 mereka sering kalah, sudah sering
ngambek-ngambekan. Saya sempat memanggil Kevin ke kamar. Saat itu ada Kevin, Aryono, dan Richard di kamar.
"Kalau kamu percaya saya, ikuti omongan saya. Kamu tetap sama ini. Menurut saya, partner paling cocok ya Marcus." Begitu kata saya.
Menurut saya, motivasi dan semangat mereka klop. Kevin di depan, Marcus di belakang. Mental bertanding juga pas.
 Kevin/Marcus berhasil jadi pebulutangkis nomor satu dunia dalam beberapa tahun terakhir. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono) |
Apa kehebatan Kevin/Marcus sebagai sepasang ganda?Cerdik, dalam satu gim, bisa ubah-ubah cara main. Bila diberi masukan, bisa cepat mengubah. Pasangan ini pasangan yang bertipe petarung. Istilahnya, ayam aduan. Zaman dulu, lebih kurang mirip Candra/Tony dalam hal fighting spirit di lapangan.
Mungkin Kevin/Marcus juga pernah gugup, namun presentasenya kecil.
Bagaimana pandangan anda tentang sosok ganda ideal?Bermain ganda berarti memadukan cara mereka bermain, dua orang jadi satu. Melihat bagaimana pola yang cocok. Di luarnya, harus saling percaya, itu penting banget. Bila ada satu yang tidak percaya, susah.
Yang terpenting komunikasi di lapangan, di luar lapangan saya tidak terlalu memusingkan meskipun yang ideal adalah komunikasi di dalam dan di luar lapangan sama bagus.
Lalu kondisi ganda putra pelatnas saat ini apakah cukup tegang dan panas dengan banyaknya pemain papan atas?Di luar lapangan, hubungan cair. Mereka tidur juga tak selalu dengan pasangan. Kevin tidur dengan Rian. Marcus dengan Fajar atau yang lain. Hubungan ganda putra cair, malam sebelum bertanding bisa makan bersama.
Teman di luar, di lapangan berantem.
 Herry IP menyebut suasana di ganda putra pelatnas tetap hangat meski ada rivalitas kuat di lapangan. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono) |
Sebenarnya bagaimana aturan teman sekamar di turnamen luar negeri?Awalnya harus partner masing-masing, namun berkembangnya waktu, mereka meminta saya [untuk satu kamar dengan pemain lain]. Bagi saya, itu privasi. Pribadi setiap atlet tak selalu sama.
Beda dengan Korea dan China yang selalu satu pasangan kemana-mana.
Apakah anda benar-benar minum kopi dan tak mengawasi pertandingan saat terjadi All Indonesian Final di sebuah turnamen?Ngopi, tetapi sambil nonton dari atas tribune [tertawa]. Karena setelah final, saya harus diskusi dan ngobrol. Saya harus beritahu kekurangan yang ada di pertandingan tadi.
Apa kunci kebangkitan Ahsan/Hendra?Dari metode permainan, ada perubahan, saat ini lebih ke arah penempatan bola, pengurangan tenaga. Pola mereka saat ini defense, serang balik. Beda tipe main dengan Kevin/Gideon.
Kenapa mereka bisa bertahan di papan atas? Ada motivasi seorang ayah. Mereka tulang punggung keluarga. Tanggung jawab seorang ayah yang coba mereka selalu munculkan di lapangan.
Mereka saat ini profesional. Pembiayaan pemberangkatan mereka sendiri. Jika mereka gagal, maka pembiayaan mereka lebih tinggi. Seperti orang dagang, tentu mereka harus untung.
 Ahsan/Hendra berhasil bangkit di tahun 2019. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono) |
Saat ini ada tiga pasang di papan atas, Kevin/Marcus, Ahsan/Hendra, dan Fajar/Rian. Mereka akan berebut tiket Olimpiade?Tim pelatih melempar hal ini ke mereka. Ada tiga pasang itu, namun siapa yang tahu bila Wahyu/Ade nantinya bisa menyodok ke atas.
Wahyu/Ade mendekati level tiga pasang itu namun sering kurang beruntung. Saya punya empat pasang yang bisa bersaing di level 10 besar saat ini.
Pernahkah anda mengantuk saat mengawasi pertandingan?Selama karier saya, jika saya sudah duduk di belakang pemain, tidak pernah ngantuk. Jika saya fokus, sudah tidak ada ngantuk. Namun kalau duduk di bangku penonton, iya saya bisa mengantuk.
Jika saya sudah di bangku pelatih saya fokus, menikmati. Ini bukan hanya pekerjaan saya, tetapi ini hobi saya.
Kekecewaan terbesar sebagai pelatih?Kejuaraan Dunia 2003. Semua orang bilang Candra/Sigit bakal juara dunia, tak ada yang ngelawan, eh di final gak mau main.
Sigit diberitahu bahwa setelah kejuaraan dunia bakal dipisah. Padahal saya tak pernah bilang seperti itu.
Malam sebelum pertandingan, saya, Koh Chris, Candra, Sigit mengadakan rapat. Di sana mereka marah-marah dan salah-salahan. Ribut. Keduanya sama-sama tak mau kalah.
Set pertama dibuang-buang. Kalah. Set kedua saya agak marah, saya kasih tahu, mereka menang. Namun di set ketiga mepet akhirnya kalah. Saya kecewa berat.
 Kekalahan Candra/Sigit di Kejuaraan Dunia 2003 jadi kekecewaan terbesar Herry IP sebagai pelatih. (AFP PHOTO/Nicolas ASFOURI) |
Apakah sebagai pelatih pernah menangis saat pemain jadi juara?Gembira kok nangis [tertawa]. Tetapi saat senang saya pernah menangis, pas Olimpiade 2000. Belum lagi setelah itu.
(ptr/har)