Digitalisasi, 'Obat' UMKM Sembuh dari 'Infeksi' Pandemi

Agus Triyono | Parlando Indonesia
Minggu, 24 Okt 2021 18:12 WIB
Corona yang menyebar di RI sejak Maret 2020 turut 'menginfeksi' UMKM. Banyak yang tertekan hebat, tapi bangkit usai melakukan digitalisasi. Berikut gambarannya.
Upaya digitalisasi UMKM terganjal literasi digital rendah dan infrastruktur internet. Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru).

Meskipun sudah melakukan berbagai upaya, Christina mengakui menggenjot UMKM masuk ke ekosistem digital masih memiliki banyak hambatan. Salah satunya, dari tingkat literasi digital masyarakat Indonesia yang masih rendah.

Hasil survei World Digital Competitiveness 2019 menunjukkan posisi peringkat literasi digital Indonesia masih berada di posisi 56 dari 63 negara. Posisi itu, kalah jauh jika dibandingkan dengan Thailand yang berada di posisi 40, Malaysia 26 dan Singapura yang di posisi 2 dunia.

Literasi rendah itu berbanding terbalik jika dibandingkan dengan potensi kekuatan ekonomi digital Indonesia. Ia mengatakan pada 2020 kemarin, potensi ekonomi digital Indonesia tembus US$44 miliar atau Rp626,155 triliun (Kurs Rp14.230 per dolar AS).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi ini sangat disayangkan," katanya.

Ia menambahkan untuk mengatasi masalah itu, Kementerian Koperasi dan UKM sudah menggandeng sejumlah pihak, seperti Google, MikroMaju yang merupakan program CSR Telkomsel dan influencer untuk melakukan pelatihan soal literasi digital. 

Peneliti Center for Indonesia Policy Studies (CIPS) Noor Halimah Anjani dalam pernyataannya beberapa waktu lalu mengatakan digitalisasi ekonomi Indonesia juga terganjal keterbatasan infrastruktur internet.

Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 2019, masih ada 5.972 dari total 83.820 desa di Indonesia yang tidak terjangkau sinyal ponsel. Tak hanya itu, ada juga 19.771 desa lainnya yang jangkauan sinyal ponselnya lemah.

Sedangkan data Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) penetrasi internet di Indonesia sudah mencapai 73 persen di 2020 kemarin. Sayangnya 56 persen dari total penetrasi itu masih terkonsentrasi di Jawa. Sementara itu di luar Jawa, penetrasi internet masih timpang.

Ia meminta pemerintah untuk segera mengatasi kendala itu.

(asa)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER