LAPORAN DARI KUTAI KARTANEGARA

Kesultanan Kutai Kartanegara: Ibu Kota Baru Jangan Ubah Hutan

Parlando Indonesia
Senin, 30 Sep 2019 11:34 WIB
Pembangunan ibu kota baru diharapkan tidak mengubah ekosistem yang ada di Kabupaten Kutai Kartanegara. Ekosistem tersebut termasuk hutan hujan tropis.
Foto aerial bekas tambang batu bara di Kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (28/8/2019).(ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
Jakarta, Parlando Indonesia -- Pembangunan ibu kota baru diharapkan tidak mengubah ekosistem yang ada di Kabupaten Kutai Kartanegara. Sekretaris Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, Awang Yacoub Luthman menjelaskan sebagian wilayah daerah tersebut merupakan wilayah hutan hujan tropis.

"Diharapkan pemerintah pusat hati-hati terhadap degradasi hutan agar tidak berubah drastis," kata dia kepada awak media di Kedaton Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Selasa (24/9).

Sebagai contoh kata Awang, jika pemerintah gagal membangun infrastruktur di wilayah hutan tropis mereka, Kesultanan Kutai Kartanegara khawatir dampak yang ditimbulkan pada sektor distribusi air bersih.
Menurut dia, distribusi air yang dihasilkan dari hutan hujan tropis itu tidak hanya masyarakat Kalimantan yang dapat menikmati namun kota-kota lainnya seperti Makassar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Misal tidak berhasil membangun hutan ini secara tetap, yang kami khawatirkan dampaknya air karena hutan tersebut adalah proses penyerap air. Yang airnya sebenarnya tidak hanya dirasakan oleh orang Kalimantan," jelas Awang.

"Lorong-lorong sungai [di Kabupaten Kutai Kartanegara] yang tembusnya sampai ke Makassar, saya pikir itu juga harus dijaga," sambungnya.

Sebelumnya, Borneo Orangutan Survival (BOS) mengatakan pemindahan ibu kota ke Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara semakin meningkatkan kepedulian pemerintah pusat kepada hutan dan satwa.
Koordinator pengelola BOS, Imam Muslimin mengatakan kepedulian terhadap hutan dan satwa bisa meningkat karena pusat pemerintahan semakin dekat dengan Kalimantan yang terkenal karena hutannya. Kalimantan bahkan didapuk sebagai paru-paru dunia kedua terbesar di bawah Amazon.

"Semoga pemerintah peduli dengan hutan dan satwa. Semakin banyak orang yang peduli juga dengan hutan dan satwa. Dengan pemindahan nantinya, mereka para pejabat dan DPR melihat langsung kondisi di sini yang masih hijau, bisa menjadi lebih peduli sendiri," kata Imam. (din/age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER