Jakarta, Parlando Indonesia --
Berkiprah di Eropa sudah pasti tidak mudah. Dipandang sebelah mata, diremehkan, hingga disebut pemain titipan menerpa Egy Maulana Vikri, Witan Sulaeman, dan Amiruddin Bagus Kahfi.
Egy misalnya, disebut pemain titipan begitu mendapat kontrak dari Lechia Gdansk. Ini karena klub berjulukan White-Greens tersebut menjalin kerja sama dengan Paytren, start up asal Indonesia milik Yusuf Mansur.
Pengamat dan analis sepak bola Polandia pun tak yakin dengan kapasitas Egy. Pemain asal Medan, Sumatera Utara, tersebut dianggap tak memiliki kualitas istimewa. Egy hanya mentereng di level usia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Analisis tersebut tak sepenuhnya salah. Bersama Lechia Gdansk II, Egy mampu melesakkan 17 gol dari 23 laga. Namun saat promosi ke tim utama, pemain berposisi winger ini dominan jadi cadangan.
Dalam tiga musim 2018/2019, 2019/2020, 2020/2021, Egy hanya tampil 10 kali di kompetisi resmi. Dari 132 menit tampil di 10 kesempatan itu, tak ada gol yang disumbang pemain bergaya kidal ini.
Begitu pindah ke FK Senica pada musim 2021/2022, performa Egy sempat menjanjikan. Pemain binaan SKO Ragunan ini berhasil menyumbang dua gol dari total 26 pertandingan di semua ajang.
Sayang takdir berkata lain. Saat Egy mulai rutin main, klubnya kesulitan keuangan. Gajinya ditunggak beberapa bulan. Egy dan agennya pun memutuskan untuk mengakhiri kontrak lebih awal.
Hal sama dialami Witan. Membela Radnik Surdulica pada 2019, pemain asal Palu ini hanya tampil lima kali dalam dua musim. Saat Egy pergi ke Senica, Lechia Gdansk memilih mengontraknya.
Hingga kini Witan belum debut di kompetisi Polandia, Ekstraklasa. Pemain 20 tahun ini baru tampil di laga uji coba dan empat kali bersama Lechia Gdansk II. Karena itu Witan dipinjamkan ke Senica.
Bergabung dengan Egy, Witan tampil meyakinkan. Dari total 12 laga bersama Senica, Witan menyumbang empat gol. Statistik ini lebih baik jika dibanding Egy yang lebih dahulu bermain di Eropa.
Bedanya Witan masih punya kontrak semusim dengan Lechia Gdansk, sedangkan Egy belum punya klub. Hingga kini belum ada kabar pasti akan berlabuh ke negara mana pemain terbaik Piala AFF U-19 2017 ini.
Berlanjut ke halaman kedua >>>
Bagus Kahfi lain lagi. Pemain asal Magelang ini memulai kiprahnya di Benua Biru lewat program Garuda Select. Dalam program ini Bagus tampil impresif, sebelum akhirnya mendapat cedera parah.
Saat sedang dalam masa pemulihan itu, klub asal Belanda, FC Utrecht bersedia menerimanya menjalani trial. Selepas trial, pemain 20 tahun itu mendapat kontrak semusim untuk Jong Utrecht.
Selama di Jong Utrecht, cibiran mengiringi. Apalagi Bagus hanya tampil dua kali di Eerste Divisie. Saat dipanggil ke Timnas Indonesia U-23, permainan Bagus pun dinilai tak berkembang.
Pada akhirnya Utrecht tak memperpanjang kontrak Bagus. Namun tak butuh waktu lama bagi Bagus untuk mendapat pelabuhan baru. Top skor Piala AFF U-19 2019 ini akan tampil di Yunani bersama Asteras Tripolis FC.
Dari generasi Garuda Select, Bagus tak sendiri. Ada David Maulana dan Brylian Aldama yang tampil di Liga Kroasia. Mereka awalnya dikontrak HNK Rijeka, tetapi kemudian dipinjamkan ke NK Pomorac 1921.
Keduanya musim ini dikontrak klub Liga 1 2022/2023, Bhayangkara FC dan Persebaya. Sebuah keputusan yang cukup disayangkan banyak kalangan, tetapi tak bisa dibendung karena ini terkait masa depan karier.
Itulah sekelumit cerita pemain-pemain Indonesia yang mencoba peruntungan di Eropa. Jalan mereka berliku, berat, dan penuh rintangan. Namun ini bukan saatnya untuk menyerah pada keadaan dan situasi.
Saat pemain-pemain Jepang dan Korea Selatan membuka jalan di Eropa, hal hampir serupa diperoleh. Mereka diremehkan, dipandang sebelah mata, dan dianggap hanya sebagai magnet penonton pasar Asia.
Kini tinggal bagaimana Egy, Witan, dan Bagus meneguhkan tekad. Etos kerja mereka tentu saja harus berbeda. Yang pasti, jangan dulu kalian menyerah.
Pada akhirnya berkarier di Eropa jauh lebih baik daripada berkarier di Indonesia. Uang mungkin akan lebih banyak didapat saat ini, tapi dengan Liga Indonesia masih jauh dari kata sempurna, bermain di Eropa masih jadi pilihan yang tepat.
Jangan buang usaha dan kerja keras yang sudah dibangun sejak usia dunia, niscaya sukses akan mengiri para bintang-bintang muda Timnas Indonesia ini.
[Gambas:Video CNN]