Jakarta, Parlando Indonesia -- Penyerang Borussia Dortmund, Pierre-Emerick Aubameyang, bakal memimpin rekan-rekannya di timnas Gabon sebagai kapten dalam Piala Afrika 2017. Ini adalah sebuah kesempatan bagi Aubameyang dkk untuk meraih prestasi pasalnya Piala Afrika kali ini digelar di Gabon.
Di hadapan rakyat Gabon, Aubameyang dkk tentu akan berjuang mati-matian untuk meraih prestasi maksimal. Bukan hanya itu, Aubameyang pun memiliki status sebagai salah satu 'penyerang paling mematikan' di sepak bola dunia saat ini.
Itu ditunjukkannya bersama Dortmund, yang dia bela sejak 2013 silam. Sejak 2013 silam--jebolan tim muda Milan ini--telah bermain sebanyak 165 kali bersama Dortmund. Dari jumlah penampilan itu ia mencetak 100 gol, dan menyumbang 32 assist.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berkaca pada prestasi tersebut, Aubameyang tentu ingin mengangkat nama Gabon dalam ajang kejuaraan sepak bola paling elite di benua Afrika yang bakal berlangsung 14 Januari - 5 Februari mendatang.
Prestasi terbaik Gabon di ajang ini adalah perempat final. Dua kali Gabon mencapai perempat final Piala Afrika. Dua kali pula timnas dengan julukan
Les Pantheres itu tersingkir lewat babak adu penalti.
Nah, dalam dua kali penampilan di perempat final Piala Afrika itu, timnas Gabon dipimpin seorang kapten bernama belakang Aubameyang. Dalam Piala Afrika 1996, kapten Gabon adalah bek bernama Pierre Francois Aubameyang yang biasa disapa Yaya.
Lalu pada 2012, Gabon tersingkir dalam babak adu penalti di perempat final pula. Motor Gabon menuju perempat final kala itu salah satunya Aubameyang yang kini menjadi kapten Gabon.
Dan, Yaya adalah ayah dari Aubameyang. Hal itu pun, diakui Aubameyang, menjadi sebuah momen spesial.
"Dulu dia [Yaya] adalah kapten, sekarang saya juga kapten. Saya bangga bisa memimpin tim nasional ini," tukas Aubameyang jelang Piala Afrika 2017 seperti dikutip dari CNN.
 Pierre-Emerick Aubameyang (kanan) berharap bisa membawa timnas Gabon menjadi juara Piala Afrika bersama pelatih Jose Antonio Camacho. (AFP PHOTO / HABIBOU KOUYATE) |
Aubameyang pun berharap di dalam timnas Gabon yang diarsiteki legenda Real Madrid, Jose Antonio Camacho, bisa melangkah lebih jauh bahkan juara.
"Saya kira ini sebuah tantangan penting. Kami memiliki tim yang bagus... mengapa tidak bertekad memenangkan trofi ini untuk pertama kali?" ujar Aubameyang.
Sebelum itu, Gabon--yang berada di peringkat 110 FIFA--harus menghadapi tantangan dari Burkina Faso, Kamerun, dan Guinea-Bissau sebelum melangkah ke fase grup.
Di dalam grup A tersebut, lawan terberat Gabon adalah Kamerun yang akan dihadapinya pada laga terakhir yakni 22 Januari 2017. Kemenangan atas Burkina Faso dan Guinea-Bissau mutlak harus didapatkan Gabon agar tenang saat menghadapi Kamerun di laga terakhir.
Tentu saja partai pamungkas grup melawan juara Piala Afrika sebanyak empat kali itu akan jadi penentuan antara Gabon dan Kamerun untuk meraih titel juara grup.
"Kamerun tim besar dan itu akan menjadi sebuah pertandingan yang sulit tentunya. Namun kami bermain baik melawan Burkina Faso tahun lalu jadi saya kira kami memiliki kesempatan," tukas Aubameyang.
Partai pertama Piala Afrika 2017 mempertemukan Gabon sebagai tuan rumah melawan Guinea-Bissau di Stadion d'Angondje, Libreville, Sabtu (14/1).
"Ini adalah tahun yang lainnya, namun seperti yang saya bilang bahwa kami memiliki tim bagus--pemain-pemain muda, namun berbakat. Jadi tentu saja kami bisa melewati putaran pertama."
Maka, berjuanglah kelak Aubameyang. Dan, ia akan membalas sang ayah dengan pandangan bangga ke atas lapangan hijau. Dahulu, ketika Yaya masih aktif bermain, dikatakan Aubameyang dirinya bangga menyaksikan dari pinggir lapangan.
"Ayah saya adalah pemain favorit saya. Dulu saya berada di stadion menonton dirinya bermain. Untuk pertama kali mungkin ketika saya berusia tiga tahun dan itu terus berlanjut hingga saya tahu bahwa saya ingin menjadi sepertinya, menjadi pemain bola. Itu saja," tegas Aubameyang.