Presiden RI Prabowo Subianto memerintahkan seluruh pimpinan TNI untuk mengesampingkan budaya senioritas dalam seleksi kepemimpinan prajurit TNI.
Prabowo menyampaikan itu dalam pidatonya di puncak acara HUT ke-80 TNI di Monas, Jakarta, Minggu (5/10), di mana dirinya juga menjadi inspektur upacara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya memberi izin kepada Panglima TNI dan kepala staf dalam rangka seleksi kepemimpinan tidak perlu memperhitungkan senioritas, yang penting prestasi, pengabdian, cinta tanah air," kata Prabowo.
"Saya atas nama negara bangsa dan rakyat. Saya ingatkan semua unsur pimpinan TNI dari setiap eselon, dari setiap tingkatan harus selalu membina diri dan harus selalu memberi contoh kepemimpinan," ucapnya menambahkan.
Ia juga meminta seluruh pimpinan TNI untuk menjadi pemimpin yang baik dan dapat menjadi teladan bagi bawahannya.
Prabowo menekankan TNI membutuhkan kepemimpinan terbaik dalam menghadapi tantangan ke depan.
"Harus selalu memberi contoh. Kepemimpinan di TNI harus kepemimpinan, keteladanan 'Ing ngarso sung tulodo', harus memberi contoh di depan, tidak ada tempat untuk pemimpin-pemimpin yang tidak kompeten, tidak profesional, yang tidak mengerti tugasnya," ucap Prabowo.
Prabowo mengutip trilogi semboyan pendidikan Ki Hajar Dewantara 'Ing ngarso sung tulodo' yang memiliki arti "di depan memberikan teladan" atau contoh baik.
Pada hari ini, Minggu (5/10) Prabowo hadir ke puncak acara HUT ke-80 TNI di Monas, Jakarta.
Upacara ini melibatkan kurang lebih 133 ribu personil TNI serta menampilkan 1.047 alat utama sistem pertahanan.
Dari seluruh alutsista tersebut, 156 di antaranya merupakan pesawat yang terdiri dari pesawat angkut, salah satunya Hercules C-130 dan pesawat tempur, seperti F-16, Sukhoi, dan Hawk 100/200.
Selain rangkaian upacara militer, acara puncak HUT TNI ini juga menampilkan atraksi, demonstrasi pasukan gabungan, parade defile pasukan dan alutsista modern, hingga pertunjukan konser musik untuk masyarakat.
(mnf/rds)