Kemensos Sebut Jumlah Pengungsi Nduga yang Meninggal 53 Orang
Antara | Parlando Indonesia
Selasa, 30 Jul 2019 06:04 WIB
Bagikan:
url telah tercopy
Ilustrasi. (Parlando Indonesia/Feri Agus Setyawan)
Jakarta, Parlando Indonesia -- Kementerian Sosial menyebut 53 orang pengungsi korban konflik Nduga di Papua meninggal selama periode Desember 2018 hingga Juli 2019. Mereka menyatakan pengungsi meninggal dengan berbagai sebab, seperti usia dan sakit.
Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat mengatakan mereka yang meninggal, 23 di antaranya anak-anak.
"Data pemkab dan Kemenkes itu sudah divalidasi, 53 orang meninggal diantaranya 23 anak-anak tapi karena sakit, usia dan berbagai faktor lainnya.Tidak benar berita lebih dari 130 orang meninggal dalam pengungsian," kata Harry seperti dikutip dari Antara, Selasa (30/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekretaris Daerah Kabupaten Nduga Namia Gwijangge menegaskan ke 53 data korban meninggal dunia tersebut merupakan hasil dari pendataan dan investigasi di 11 distrik yang terdampak konflik.
"Data itu dari awal konflik bukan saat terjadi pengungsian," tegas Namia.
Dia merinci dari 53 orang yang meninggal 20 di antaranya adalah orang dewasa dan lansia.
Informasi mengenai pengungsi Nduga yang meninggal sebelumnya disampaikan oleh Tim Solidaritas untuk Nduga. Tim menyatakan bahwa selama periode Desember 2018 hingga 16 Juli 2019, jumlah pengungsi Nduga yang meninggal mencapai 139 orang.
"Untuk bulan ini saja sampai 16 Juli, tiga orang meninggal dunia. Sebagian meninggal dalam proses pengungsian dari Nduga ke Wamena dan ada yang meninggal di Wamena," kata peneliti dari Marthinus Academy, Hipolitus Wangge, saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (19/7).
Wangge merupakan anggota tim solidaritas tersebut. Dandim 1702 Jayawijaya Letkol Inf Chandra Dianto mengatakan belum mendapatkan informasi soal jumlah tersebut.
"Terkait 130 orang meninggal karena kelaparan kami belum dapat info. Ada sekitar 53 yang meninggal bukan karena kelaparan tapi ada yang sakit dan faktor lainnya," jelas Chandra.