Koalisi Oposisi Berembuk Pasang Strategi 'Jegal' Netanyahu di Pemilu

Parlando Indonesia
Senin, 06 Okt 2025 20:30 WIB
Pemimpin koalisi oposisi di Israel, Yair Lapid, dan mantan perdana menteri Naftali Bennett mulai bertemu menyusun strategi menjelang pemilihan umum tahun depan.
Pemimpin koalisi oposisi di Israel, Yair Lapid, dan mantan perdana menteri Naftali Bennett mulai bertemu menyusun strategi menjelang pemilihan umum tahun depan. (Foto: AFP/OHAD ZWIGENBERG)
Jakarta, Parlando Indonesia --

Pemimpin koalisi oposisi di Israel, Yair Lapid, dan mantan perdana menteri Naftali Bennett mulai bertemu menyusun strategi menjelang pemilihan umum tahun depan.

Juru bicara Lapid menuturkan sang ketua oposisi dan Bennett bertemu menjelang perayaan Sukkot pada Minggu (5/10) malam. Keduanya membahas "koordinasi langkah-langkah blok menjelang pemilu mendatang."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip Times of Israel, Lapid dan Bennett membentuk koalisi "Blok Perubahan" yang mencakup gabungan partai-partai sayap kanan, tengah, dan kiri. Bennett sendiri baru membentuk partai baru sementara bernama Bennett 2026.

Koalisi partai ini berupaya menawarkan alternatif calon perdana menteri selain petahana, PM Benjamin Netanyahu, yang saat ini memimpin koalisi ekstrem sayap kanan yang berkuasa.

Netanyahu sendiri sudah berkuasa memimpin Israel lebih dari 17 tahun. Ia menjadi perdana menteri Israel terlama sepanjang sejarah.

Lapid dan Bennett juga dijadwalkan menghadiri pertemuan para pemimpin partai Blok Perubahan pada 8 Oktober.

Pertemuan itu juga akan dihadiri oleh Ketua Partai Biru dan Putih-Persatuan Nasional Benny Gantz, Ketua Partai Yisrael Beytenu Avigdor Liberman, Ketua "Yashar! Bersama Eisenkot" Gadi Eisenkot, serta Ketua Partai Demokrat Yair Golan.

Ini berlangsung kala Netanyahu terus mendapat tekanan dari luar dan dalam negerinya sendiri terkait agresi brutal Israel di Jalur Gaza Palestina yang telah menewaskan lebih dari 67 warga sipil hingga hari ini.

Publik Israel terpecah menyusul semakin banyak yang mendesak Netanyahu mengakhiri agresi yang sudah dicap PBB sebagai genosida di Gaza tersebut. Namun, mayoritas politikus sayap kanan Israel, termasuk dari partai Netanyahu, menginginkan perang terus berlanjut sampai tuntas.

Netanyahu bahkan kerap bertikai dengan menteri dan kabinet keamanan, termasuk militernya Israel terkait langkah-langkah di Gaza.

Sementara itu, di kancah internasional, Israel juga semakin kehilangan pendukung setia, di mana negara-negara Barat yang biasanya mendukung Tel Aviv mulai menjaga jarak bahkan mengecam agresi di Gaza.

(rds)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER