Ironi Kepribadian Pendiri Uni Soviet Lenin, Periang Sekaligus Pemarah

Parlando Indonesia
Selasa, 30 Sep 2025 06:42 WIB
Ironi kepribadian pendiri Uni Soviet Vladimir Lenin. (AFP PHOTO / Kirill KUDRYAVTSEV)
Jakarta, Parlando Indonesia --

Vladimir Lenin adalah pemimpin dan pendiri Uni Soviet yang mempelopori terjadinya Revolusi Soviet pada 1917 hingga menggulingkan kekuasaan kerajaan Tsar.

Setelah itu, Rusia berubah wajah menjadi negara komunis berpaham Marxis. Dialah pemimpin negara sosialis pertama di dunia.

Setelah revolusi, Lenin menerapkan reformasi sosialis yang meliputi pengalihan hak milik atas tanah dan bangunan kepada Soviet (dewan buruh).

Ia menggagas Kebijakan Ekonomi Baru, suatu sistem kapitalisme negara yang memulai proses industrialisasi dan pemulihan keadaan pasca-Perang Sipil Rusia.

Vladimir Lenin adalah sosok yang terkenal serius. Setiap orang yang mengenalnya, mengingat perubahan suasana hatinya.

Pada suatu saat, dia bisa ceria, tertawa seperti anak kecil, memikat lawan bicara dengan pikirannya yang mengalir deras, melontarkan lelucon tanpa henti, hingga menangis.

"Pada saat lain dia akan dikekang secara gelap, ketat, menyendiri, terkonsentrasi, mendominasi, melontarkan kalimat pendek dan tajam," kenang saudara laki-laki Lenin, Dmitry Ulyanov seperti dikutip dari situs Russia Beyond.

Namun, Lenin pun hidup dalam kekhawatiran, sebab dia membayangkan musuh-musuh politiknya yang akan berkhianat. Karena kekhawatiran dan bahaya yang terus-menerus mengikuti Lenin sejak awal aktivitas revolusionernya, dia tumbuh menjadi orang yang sangat gugup.

Pemarah dan selalu kurang tidur

Lenin sering marah kepada pelayan dan penjaga rumahnya. Ia hampir selalu kurang tidur sepanjang hidupnya.

Ada banyak catatan bahwa gaya percakapan Lenin agak pedas.

"Komentar dalam percakapan selalu memiliki nada yang ironis, merendahkan, meremehkan. Kebiasaan lama yang diperoleh dalam pertempuran verbal yang tak terhitung jumlahnya," tulis sahabatnya, Alexander Kuprin.

"Dia sangat tertutup dan dingin dalam hubungan persahabatan: dia tidak berteman dengan siapa pun, dan saya tidak ingat bahwa dia pernah membiarkan dirinya jujur," kenangnya lagi.

Meskipun Lenin bisa sangat menyenangkan dan sopan dalam percakapan, dia juga pemarah dan kejam terhadap musuh-musuhnya. Dan, tentu saja, deskripsi kepribadiannya tidak akan lengkap tanpa melihat perintah eksekusinya pada 1918 kepada setiap musuh revolusi.

Memang hampir sepanjang perjalanan kariernya, penuh dengan perjuangan dan intrik. Dikutip dari Britannica, Lenin terlahir sebagai putra dari keluarga kelas menengah di Simbirsk, Kekaisaran Rusia.

Ketertarikannya pada politik revolusioner sayap kiri diawali dari hukuman mati yang dijatuhkan kepada seorang kakak laki-lakinya pada tahun 1887. Ia sempat mengenyam pendidikan di Universitas Negeri Kazan, tetapi dikeluarkan karena terlibat dalam protes anti-Tsar, sehingga pada tahun-tahun berikutnya ia bergabung ke dalam gerakan politik radikal sebagai pengikut Marxisme.

Senang bersepeda

Dia juga senang mengendarai sepeda untuk perjalanan panjang. Pada tahun 1909 di Prancis, sebuah Rolls-Royce menabrak sepedanya, namun Lenin berhasil melompat.

Dia menggugat pemilik mobil, memenangkan sekitar 230 rubel Rusia dan dibelikan sepeda baru seharga 140 rubel.

Ajudannya, Georgy Zinoviev menulis: "[Lenin] membawa kami dengan sepeda sejauh 60-70 km hanya untuk berenang dan berjalan di tepi sungai yang indah."

Lenin meninggal pada tahun 1924.Pasca-kematiannya, Marxisme-Leninisme berkembang menjadi beberapa cabang pemikiran baru seperti Stalinisme, Trotskyisme, dan Maoisme.

(imf/bac)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK