Jakarta, Parlando Indonesia -- Seorang pakar sejarah dan politik Indonesia asal Amerika Serikat, Ben Anderson, meninggal dunia di Malang, Jawa Timur, Sabtu malam (12/12). Ia adalah Indonesianis yang pernah dicekal masuk ke Indonesia selama Orde Baru berkuasa.
Anderson berada di Indonesia untuk peluncuran bukunya yang baru diterjemahkan ke bahasa Indonesia, ‘Di Bawah Tiga Bendera’. Pada Kamis lalu, ia juga sempat menghadiri kuliah umum bertajuk 'Anarkisme dan Nasionalisme' di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat.
Terlahir dengan nama Benedict Richard O’Gorman Anderson, ia adalah seorang profesor emeritus dalam bidang studi internasional di Universitas Cornell, New York, Amerika Serikat.
Karyanya yang paling mendunia adalah
Imagined Communities, pertama kali terbit pada 1983.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria kelahiran Kunming, China, 26 Agustus 1936, ini juga dikenal luas sebagai Indonesianis berkat ketertarikannya pada sejarah Indonesia modern.
Anderson tumbuh besar di California, AS, dan Irlandia sebelum akhirnya kuliah di Universitas Cambridge, Inggris. Ia pindah pada 1958 ke Universitas Cornell untuk mengejar pendidikan doktor soal Indonesia.
Pada 1971, bersama Ruth Macvey, Anderson mempublikasikan karya akademis ‘Analisis Awal Kudeta 1 Oktober 1965 di Indonesia’ yang lebih dikenal dengan
Cornell Paper. Isinya merinci kegagalan kudeta Gerakan 30 September, berbeda dengan versi pemerintah Orde Baru di bawah Soeharto.
Dalam karyanya ini, Anderson dan Mcvey memaparkan bahwa baik PKI dan Soekarno tidak terlibat dalam gerakan kudeta, dan bahwa mereka justru menjadi korban G30S.
Menyusul publikasi ini, Anderson dicekal masuk Indonesia selama Soeharto berkuasa. Baru setelah Soeharto lengser, pada 1999, Anderson bisa kembali ke Indonesia.
Ia mengajar di Universitas Cornell hingga pensiun pada 2002.
(stu)