Jakarta, Parlando Indonesia -- Setiap menonton kembali film
Up, masih akan selalu gemas dengan wajah tembam bocah pramuka Russell dan burung besarnya, Kevin. Bersama kakek kolot bernama Carl, mereka terbang melintasi belahan dunia dengan rumah kuno yang terikat pada puluhan balon.
Rumah itu rupanya sungguh ada. Lokasinya di Seattle, Amerika Serikat. Kisahnya pun nyaris sama. Tahun 2006, seorang perempuan bernama Edith Macefield menolak tawaran US$ 1 juta atau Rp 13 miliar dari perusahaan investor. Uang itu untuk membeli rumah 304 meter perseginya.
Perusahaan telah membangun hampir 40 ribu meter persegi kompleks perkantoran dan pusat perbelanjaan di sekitar rumah Macefield, dan ingin memboyong lahannya sekalian. Penolakan Macefield mengundang perhatian media kala itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tahun 2008, Macefield meninggal dunia. Ia menjual rumahnya ke sebuah perusahaan konstruksi yang merupakan kawan lamanya. Orang itu kemudian menjual rumah pada 2009.
Pada tahun yang sama, Disney merilis film
Up. Publisis film membuat rumah itu makin terkenal, karena menghubungkannya dengan film petualangan Carl, Russell, dan Kevin. Apalagi ceritanya mirip, Carl juga menolak menjual rumah karena kenangan indah dengan istrinya.
Rumah di Seattle itu pun diikat dengan balon.
Namun sayang, tak seperti film
Up yang meraup sampai US$ 700 juta atau Rp 9,2 triliun dari box office global dan menang Oscar sebagai Film Animasi Terbaik tahun 2010, rumah di Seattle itu justru tak laku. Reuters memberitakan, ia gagal menarik pembeli pada lelang Jumat (13/3).
Perusahaan pemilik rumah itu kini berutang US$ 186 ribu atau Rp 2,4 miliar, menurut media lokal Seattle. Pelelangan Jumat lalu membuka penawaran untuk rumah dengan harga US$ 216 ribu atau setara dengan Rp 2,8 miliar. Namun tidak satu pun dari lima pelelang tertarik.
Jika dilihat dari jumlah pengunjung, bisa mencapai ratusan. Halaman Facebook yang memberitahukan soal kegiatan pelelangan rumah dan mengajak pengunjungnya membawa balon itu menunjukkan, lebih dari 100 orang memastikan hadir. Tapi, mereka hanya melihat.
Banyak balon dan karangan bunga di sekitar rumah itu sejak Jumat lalu. Namun tetap saja, itu tak mampu memberi kepastian bagi masa depan rumah. Tampaknya ia akan dihancurkan, atau dibiarkan begitu saja di tangan bank.