Main Gadget Bisa Bikin Anak Lamban Bicara hingga Mata Minus

tis | Parlando Indonesia
Jumat, 03 Okt 2025 13:00 WIB
Terlalu sering main gadget bukan hanya bikin anak lamban bicara, tapi juga berisiko memicu mata minus sejak dini.
Iustrasi. Main gadget ternyata berisiko bikin anak menderita mata minus. (istockphoto/ Orbon Alija)
Jakarta, Parlando Indonesia --

Apakah anak Anda sudah terbiasa melihat layar gadget sejak kecil? Hati-hati, kebiasaan ini bukan hanya membuat anak lamban bicara, tapi juga meningkatkan risiko mata minus.

Mata minus terjadi ketika cahaya yang masuk ke mata tidak jatuh tepat pada retina, melainkan di depannya. Akibatnya, benda yang jauh tampak buram.

Pada anak, kondisi ini bisa muncul akibat terlalu lama menatap layar, kurangnya aktivitas di luar ruangan, hingga faktor keturunan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Dokter Spesialis Mata Bethsaida Hospital Gading Serpong, Artha Latief banyak orang tua yang tidak sadar anaknya mengalami gangguan ini.

"Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak. Pemeriksaan mata rutin sejak dini sangat penting agar dapat dilakukan penanganan yang tepat," kata Artha dalam keterangan yang diterima CNNIndonesia.com, Selasa (30/9).

Tanda-tanda mata minus anak

Artha merinci, beberapa hal yang harus diwaspadai orang tua, sebagai tanda saat anak mulai mengalami mata minus, yakni sebagai berikut:

• Sering menyipitkan mata saat melihat jauh.

• Sering mengedip-ngedipkan mata ketika menatap layar gadget atau televisi.

• Duduk terlalu dekat dengan layar atau papan tulis.

• Mengeluh sakit kepala atau mata cepat lelah.

• Sulit melihat jelas dari jarak jauh.

Mata minus bukan sekadar masalah penglihatan. Kondisi ini juga bisa berdampak pada prestasi sekolah, konsentrasi belajar, hingga kualitas hidup anak. Bila dibiarkan, minus bisa terus bertambah dan bahkan menimbulkan risiko komplikasi serius di kemudian hari.

"Penanganan yang diberikan dokter mata tidak hanya sebatas kacamata. Ada berbagai metode lain, seperti lensa khusus atau terapi tertentu, yang dapat membantu mengendalikan progresivitas minus pada anak," jelas Artha.

Jika anak menunjukkan gejala mata minus, segera konsultasikan ke dokter spesialis mata. Pemeriksaan dini akan membantu menentukan tingkat keparahan sekaligus solusi terbaik. Penanganannya bisa berupa:

• Penggunaan kacamata sesuai kondisi mata anak.

• Terapi obat tetes midriatika Atropine pada kasus tertentu.

• Membatasi screen time dan penggunaan gadget.

• Mengajak anak bermain di luar ruangan secara rutin.

• Menyediakan pencahayaan yang cukup saat membaca atau belajar.

• Mengaktifkan mode malam atau filter sinar biru di gadget.

• Menghindari tidur dengan lampu kamar menyala.

(tis/tis)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER