Psikolog: Ibu Muda Kini Merasa Tertekan Jadi Sempurna

Parlando Indonesia
Senin, 29 Sep 2025 09:15 WIB
Ilustrasi. Menjadi ibu tak perlu sempurna. (REUTERS/MONICAH MWANGI)
Jakarta, Parlando Indonesia --

Menjadi ibu di era digital bukan hanya soal mengasuh anak, tetapi juga berhadapan dengan ekspektasi yang kian tinggi. Tak jarang, ibu muda merasa dituntut untuk tampil sempurna seolah setiap langkah pengasuhan harus sesuai standar media sosial.

Psikolog Anak dan Keluarga, Saskhya Aulia Prima, mengungkapkan fenomena ini semakin terasa pada generasi muda.

"Sadar tidak sadar, semakin muda generasinya semakin punya keinginan untuk sempurna. Seolah ada standar bahwa ibu harus bisa segalanya. Anak nangis, nanti disalahkan ibunya. Padahal setiap keluarga itu berbeda, tak bisa disamakan dengan influencer atau artis," kata Saskhya dalam acara Peluncuran Cusson Baby Cuddle Calm di Jakarta, Kamis (25/9).

Ketika semua standar itu tak terpenuhi, para ibu muda akan disalahkan dan memicu rasa bersalah yang berkepanjangan hingga merusak psikis mereka. Padahal, menurut Saskhya, perasaan bersalah sebenarnya bukan hal buruk.

Justru aneh jika orang tua sama sekali tidak pernah mengalaminya, namun, rasa bersalah itu harus dalam porsi yang sehat.

"Kalau sudah berlebihan, ibu bisa marah ke diri sendiri. Solusinya perlu kolaborasi, bergantian dengan pasangan atau anggota keluarga lain. Jangan ragu minta bantuan, karena ibu juga manusia," jelasnya.

Faktor lain yang membuat ibu muda merasa terbebani adalah derasnya arus informasi. Tiga hingga empat tahun belakangan, akses belajar dan sumber parenting semakin banyak.

Tapi ingat meskipun banyak bukan berarti, semua informasi harus diikuti.

"Informasi yang melimpah bisa memicu standar terlalu tinggi. Padahal tidak semua tips parenting cocok dengan kondisi setiap keluarga," kata Saskhya.

Dia menambahkan, tanda keinginan menjadi ibu sempurna sudah mengarah ke bahaya bisa terlihat ketika mulai mengganggu pola makan, tidur, hingga aktivitas sehari-hari. Selain itu, ibu menjadi kehilangan refleksi diri karena hanya fokus pada standar luar.

Untuk mengatasinya, Saskhya menyarankan ibu mulai menerima bahwa kesalahan adalah bagian dari proses belajar.

"Manusia pasti ada salahnya, dan dari sana bisa belajar. Penting juga untuk punya me time, cepat tidur, makan dengan benar, dan menikmati hiburan. Itu bukan egois, melainkan kebutuhan agar ibu tetap sehat," tuturnya.

(tis/tis)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK