Purbaya Masih Bingung Salurkan Sisa Rp250 T Uang Negara Ngendap di BI

Parlando Indonesia
Rabu, 01 Okt 2025 08:36 WIB
Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa mengakui masih bingung ke mana harus menyalurkan sisa saldo anggaran lebih (SAL) senilai Rp250 triliun.
Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa mengakui masih bingung ke mana harus menyalurkan sisa saldo anggaran lebih (SAL) senilai Rp250 triliun. (AFP/BAY ISMOYO).
Jakarta, Parlando Indonesia --

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengakui masih bingung ke mana harus menyalurkan sisa saldo anggaran lebih (SAL) senilai Rp250 triliun.

Purbaya sudah memindahkan Rp200 triliun ke bank-bank BUMN agar bisa meningkatkan pertumbuhan kredit. Sementara, sisa SAL lainnya saat ini masih mengendap di Bank Indonesia (BI).

"Saya punya uang banyak, saya baru taruh Rp200 triliun (di perbankan), masih ada Rp250 triliun lagi di sana (BI) ... Sebenarnya saya lagi mikir, gimana ngeluarin uang itu? Masih banyak di sana, masih numpuk," curhat Purbaya dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI di Jakarta Pusat, Selasa (30/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya mesti cari tools yang lain. Daripada uang kita numpuk di sana (BI), bunganya dibayar, impact ke ekonominya kurang. Saya nunggu sebenarnya penyaluran-penyaluran yang cepat apa," sambungnya.

Purbaya kemudian menjelaskan update penempatan dana pemerintah di lima bank BUMN. Ia mengakui ada beberapa pihak yang ribut menyikapi kebijakannya tersebut. Di lain sisi, Purbaya melihat sejumlah tanggapan positif.

Ia juga menegaskan bakal rutin melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke bank-bank BUMN. Sang Bendahara Negara ingin memastikan betul duit pemerintah sebesar Rp200 triliun itu menetes ke masyarakat.

Bank pelat merah pertama yang dikunjungi Purbaya adalah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Ia mendatangi Kantor BNI pada Senin (29/9) pagi, bahkan ikut rapat dengan jajaran direksi.

Ada 2 aspek yang disoroti Purbaya dalam sidak tersebut. Pertama, memastikan BNI dan 4 bank BUMN lainnya bisa menyalurkan dana pemerintah tersebut dalam bentuk kredit ke masyarakat.

Kedua, ia mau duit pemerintah tidak dipakai perbankan untuk menimbun dolar AS. Aksi pembelian mata uang asing itu harus dihindari karena bakal melemahkan nilai tukar rupiah.

"Saya akan cek bank yang lain juga seperti itu. Saya minta buka rekening bank, mana, kira-kira dolar kamu berapa? Sekarang sekian, seminggu yang lalu berapa? Sebulan yang lalu berapa? Saya cek naik apa enggak. Untung BNI enggak naik (stok dolar AS). Kalau naik, susah dia! Yang jelas saya akan pastikan mereka tidak mengganggu nilai tukar rupiah. Dan mereka sepertinya comply, cukup bagus," tuturnya selepas rapat.

"Saya muter-muter secara acak, biar mereka kapok! Saya akan cek bank-bank yang lain secara random," tegas Purbaya.

Lima bank penerima dana pemerintah senilai Rp200 triliun adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk; PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk; PT Bank Mandiri (Persero) Tbk; PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk; dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk.

BRI, BNI, dan Bank Mandiri menerima Rp55 triliun. Sedangkan BTN memperoleh penempatan senilai Rp25 triliun dan BSI menerima Rp10 triliun.

[Gambas:Video CNN]

(skt/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER