Ekspansi Pabrik Oleochemical, Unilever Siapkan Rp 4 Triliun

Parlando Indonesia
Kamis, 26 Nov 2015 19:51 WIB
Dana tersebut akan digunakan untuk membeli tambahan lahan sebesar 9 hektare sehingga membuat kapasitas produksi menjadi 500 ribu ton per tahun.
Lokasi pabrik PT Unilever Oleochemical Indonesia di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, Sumatera Utara Kamis (26/11). (Parlando Indonesia/Galih Gumelar)
Sei Mangkei, Parlando Indonesia -- Perusahaan hilir kelapa sawit yang merupakan anak usaha PT Unilever Indonesia Tbk, PT Unilever Oleochemical Indonesia (UOI) berencana untuk menambah investasi sebanyak Rp 4 triliun untuk menggandakan kapasitas produksi pabrik di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, Sumatera Utara.

Presiden Direktur UOI Biswaranjan Sen mengatakan uang tersebut akan digunakan untuk membeli tambahan lahan sebesar 9 hektare dan peralatannya sehingga membuat total lahan terpakai menjadi 27 hektare dan kapasitas produksi menjadi 500 ribu ton per tahun, atau naik 92,3 persen dari kapasitas saat ini sebesar 260 ribu ton per tahun.

"Kami harapkan investasi ini bisa digelontorkan dalam jangka waktu 2 hingga 3 tahun mendatang. Bahkan kalau fasilitasnya mendukung, kita bisa saja investasi tiga kali lipat dibanding investasi itu di tahun 2020," ujar Sen, Kamis (26/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fasilitas yang mendukung tersebut, ujarnya, terdiri dari harga gas yang murah, pasokan energi yang stabil, dan akses ke pelabuhan yang mudah. Jika fasilitas tersebut tidak didapatkan, ada kemungkinan perusahaan akan memolor-molor waktu realisasi perluasan investasi menjadi lebih lama.

Lebih lanjut, Sen mengatakan kalau pasokan listrik yang stabil merupakan fasilitas yang paling dibutuhkan karena biaya produksi perusahaan akan membengkak jika listrik mati-padam terus menerus. Pasalnya, jika listrik padam, perusahaan perlu menyalakan mesin dari awal lagi dan hal itu akan menghambat beberapa kegiatan produksi.

"Kita mau menambah investasi asalkan ada pasokan energi yang stabil. Mati-padamnya listrik akan menjadi beban bagi kami karena kami harus menyalakan mesin dari awal lagi, persis seperti oil refinery. Dan di Sei Mangkei ini listrik kerap mati-padam setiap hari," jelasnya.

Ia menambahkan kalau selama ini perusahaannya selalu mengalami 3 hingga 4 kali pemadaman listrik dalam sehari, namun ia tak memberitahu berapa besar potensi kerugian (potential loss) perusahaan tiap harinya akibat kejadian ini. Kalau masalah byar pet listrik ini tak terselesaikan, maka percuma saja perusahaan menambah modal demi membeli tambahan peralatan.

Jika pabrik jadi melakukan ekspansi, maka perusahaan membutuhkan listrik sebesar 15 Megawatt (MW). Saat ini, Sei Mangkei memiliki listrik berkapasitas 5,68 MW, atau hanya memenuhi 37,86 persen dari kebutuhan perseroan.

"Kami berharap masalah ini segera terselesaikan karena kami memang berkomitmen untuk berinvestasi. Karena pabrik Sei Mangkei ini adalah salah satu pabrik oleochemical kami yang paling penting," tegasnya.

Sebagai informasi, pabrik oleochemical UOI di Sei Mangkei ini dibangun 2012 dan pembangunan tahap pertamanya rampung pada tahun ini. Pabrik ini menghasilkan produk turunan minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) seperti fatty acid, surfaktan, glycerin, dan soap noodle, dimana sebanyak 85 persennya ditujukan untuk pasar ekspor dan 95 persen ditujukan bagi produk Unilever.

Pada tahap pertama, perusahaan telah menggelontorkan investasi sebesar Rp 2 triliun. Pabrik ini diharapkan mampu menyerap 600 tenaga kerja langsung dan lima ribu tenaga kerja tidak langsung.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER